http://kerajaanhindubudha.blogspot.com/2010/11/tribhuwana-wijayatunggadewi.html

Loka Sabha Keluarga Besar Arya Pengalasan Pusat Bedulu Gianyar-Bali

Keluarga besar Arya Pengalasan Pusat Bedulu Gianyar-Bali, Kamis tanggal 29 Desember 2011 melaksanakan Loka Sabha yang bertempat di Penataran Jaba Tengah Merajan Agung Arya Pengalasan Pusat Bedulu-Gianyar, Loka Sabha tersebut dihadiri oleh unsur-unsur pengurus Majelis periode 2006-2011, Pengurus Pusat dan Koordinator Wilayah seluruh Bali. Dalam Loka Sabha ditetapkan tema "Melalui Loka Sabha Kita Tingkatkan Dharma Agama dan Negara dengan Memantapkan Persatuan dan Kesatuan Keluarga Besar Arya Pengalasan". Diharapkan melalui Loka Sabha tersebut persatuan dan kesatuan dapat lebih ditingkatkan lagi di masa-masa yang akan datang. Dengan memantapkan pelaksanaan Dharma Agama dan Dharma Negara.
Dalam Loka Sabha tersebut juga dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program kerja 2006-2011 dan pertanggungjawaban pengurus lama selama lima tahun. Di dalam Loka Sabha juga ditetapkan Ketua Umum Majelis Semeton Arya Pengalasan yaitu ; Gusti Ngurah Roji dan Ketua Umum Pengurus Pusat dijabat oleh Ir.Gusti Made Rena. Sebelumnya Ketua Umum Majelis dijabat oleh Drs. Gusti Ketut Ngurah Widiarta M.Sc dan Ketua Umum Pengurus Pusat dijabat oleh Gusti Ngurah Roji. Dengan terpilihnya pengurus Majelis dan Pengurus Pusat akan dilanjutkan dengan penyusunan program kerja lima tahun ke depan. Diharapkan dengan tersusunnya program kerja lima tahubn ke depan. Diharapkan dengan tersusunnya pengurus baru periode 2012-2017 Keluarga Besar Arya Pengalasan dapat meningkatkan persatuan dan kesatuan semeton serta dapat berperan aktif dalam melestarikan adat istiadat, tradisi, dan agama serta kebudayaan di Bali

pedharman Sri Kresna Kepakisan- Pura Besakih

pedharman Sri Kresna Kepakisan- Pura Besakih

Asal Usul Arya Pengalasan di Zaman Kediri

Arya Pengalasan di Zaman Kediri bergerlar Arya Barak, Arya Buru , dan Arya Timbul

Arya pengalasan / arya Timbul juga bernama Arya Buru/ARYA Barak merupakan putra Prabu Erlangga Raja Agung Waton Mas di Jawa Timur. Pendiri Kerjaan Kediri di Kesohor.

Erlangga adalah putra Prabu Udayana hasil pernikahannya dengan Mahendradata, adik dari raja Dharmawangsa di Waton Mas, adik dari raja Dharmawangsa di Waton Mas yang memerintah Bali tahun 989-1010 berputra tiga orang masing-masing bernama,
1* Raden Marakata
2* Raden Erlangga
3* Raden Anak Wungsu


Raja Dharmawangsa di kerajaan Mataram Waton Mas sangat terkenal berkat kekuasaaannya yang sangat luas sampai kesemananjung Malaka dan Kerajaan Sriwijaya berada di bawah Kerajaan Mataram. Karena kekuasaan sangat luas dan kuat daerah kerajaan terebut sangat dihormati oleh kerajaan-kerajaan lainnya

Untuk mendekatkan diri dengan kerajaan Bali, Raja Dharmawangsa meminta kepada Raja Udayana agar Raden Erlangga dinikahkan dengan putrinya yang bernama Killi Suci. Prabu Udayana tidak berkeberatan , karna ide tersebut sangat baik untuk mengikat tali persaudaraan (dikutip: Babad Arya Pengalasan, 2003:1,rah adi)


Demikian akhirnya Raden Erlangga pergi ke Jawa untuk melangsungkan pernikahannya dengan putri raja Dharmawangsa, Dewi Killi Suci. Pada tahun 1016, dimana sedang dilaksanakan upacara pernikahan, tiba-tiba kerajaan Mataran diserang oleh pasukan musuh yang datang secara tiba-tiba, banyak yang meninggal dari kerajaan Mataram/ Waton Mas termasuk sang Raja Dharmawangsa.

Patih Gaja Mada

PENGARUH GAJAH MADA DI BALINov 16, '08 7:51 AM
for everyone

" PENGARUH GAJAH MADA DI BALI"

By : Tommy Johan Agusta
Denpasar, Bali

Dalam buku Babad Nyuhaya (Serial Babad Bali) karya Drs. K.M. Suhardana yang diterbitkan oleh Paramita Surabaya, cetakan pertama tahun 2005. Menyebutkan bahwa Raja Kertanegara dari kerajaan Singosari dalam memperbesar wilayahnya telah menundukkan Raja Bali bernama Adidewa Lancana, ditawan dan dibawa ke Singosari terjadi tahun 1286. Kertanegara menempatkan Ki Kriyan Demung Sasabungalan sebagai raja Bali, kemudian digantikan putranya Ki Kebo Parut.


Runtuhnya Singosari dan beralih ke Majapahit dibawah kendali Raden Wijaya, masih dapat mempersatukan wilayah bekas mertuanya. Ketika Majapahit dibawah kendali Raja Jayanegara (Gajah Mada masih sebagai Bhayangkara), raja di Bali yang diangkat adalah Sri Paduka Maharaja Batara Mahaguru. Setelah mangkat digantikan oleh putranya bernama Sri Tarunajaya Walajaya Kertadiningrat. Sesudah meninggal dunia, digantikan oleh adiknya yang bernama Sri Astasura Ratna Bumi Banten. Tapi raja ini tidak mengakui kedaulatan Majapahit padahal ayahandanya adalah kawula Majapahit. Sri Astasura menyatakan Bedahulu, ”Beda” arti berbeda ”Hulu” artinya atasan, sehingga dapat diartikan bahwa kala itu Bali tidak mengakui kedaulatan Majapahit.


Di Majapahit Jayanegara yang telah digantikan oleh Tribuwana Tunggadewi serta mengangkat Mahapatih Gajah Mada, maka salah satu tujuan dalam Sumpah Palapanya adalah kembali merengkuh Bali ke pangkuan Majapahit. Kemarahan Tribuwana atas sikap Sri Astasura menurut beberapa tilik sandi adalah karena Sri Astasura mempunyai Patih Kebo Iwa yang sakti mandraguna. Maka Mahapatih Gajah Mada pun menyusun strategi untuk menundukkan Bali


Ekspedisi Gajah Mada ke Bali

Pengamatan dan belajar situasi yang cermat dilakukan oleh Gajah Mada, ekspedisi pertama adalah menyebarkan tilik sandi ke Bali. Berkat informasi penting ini, maka Gajah Mada mengundang Patih Kebo Iwa ke Majapahit untuk diberi hadiah putri sebagai istri. Tanpa curiga Sri Astasura mengirim Patih Kebo Iwa, disanalah Patih Kebo Iwa menemui ajalnya.

Ekspedisi kedua dipimpin langsung oleh Gajah Mada untuk menggempur Bali dengan kekuatan penuh, dibantu oleh Arya Sentong, Arya Kutawaringin, Arya Beleteng, Arya Kenceng, Arya Pangalasan, Arya Kanuruhan, dan Arya Belog. Dalam peperangan itu Raja Sri Astasura tewas bersama putra mahkotanya Pangeran Madatama. Para Arya itu menetap di Bali mulai di Gelgel, Tabanan, Kaba-kaba, Kapal, Patemon, Mambal, Temukti, Bondalem disertai para pengikutnya. Kelak para Arya yang menetap di Bali menjadi sesepuh di wilayahnya.

Untuk sementara waktu Gajah Mada menunjuk I Gusti Agung Pasek Gelgel sebagai raja Bali. Politik Gajah Mada yang cerdik menempatkan para putra Danghyang Soma Kepakisan sebagai penguasa :

  1. Putra Sulung, Dalem Wayan di Blambangan

  2. Putra kedua, Dalem Made di Pasuruan

  3. Putri ketiga, Dalem Nyoman sebagai permaisuri di Sumbawa

  4. Putra Bungsu, Dalem Ketut sebagai Raja Bali


Dalem Ketut ini bergelar Sri Aji Kresna Kepakisan, menurut Babad Pulasari merupakan keturunan Mpu Barada. Sehingga dapat dikatakan bahwa Raja di Bali yang mulai berkuasa tahun 1352 ini berasal dari kaum Brahmana. Sedangkan sebagai patihnya Gajah Mada menunjuk putra Raja dari Kediri Sri Sastrajaya dengan gelar Arya Kepakisan, yang merupakan keturunan dari Raja Airlangga, sedangkan Airlangga adalah putra sulung Raja Bali tahun 989-1001 Darma Udayana Warmadewa dengan Gunapriya Darmapadni atau Mahendradatta yang putri Mpu Sindok dari Medang Kemulan. Hubungan antara tanah Jawa dan tanah Bali menurut uraian diatas sangatlah dekat. Dinasti yang berkuasa di Bali kala itu hingga saat ini tak dapat dipungkiri merupakan putra-putra terbaik Majapahit.

Dengan demikian peranan Mahapatih Gajah Mada baik dalam pemerintahan maupun keagamaan sangat kental bagi Kerajaan Bali di masa Sri Aji Kresna Kepakisan, dimana Majapahit selalu mengirimkan pemuka-pemuka agama ke Bali. Hingga saat ini banyak pengamat dalam bukunya mengatakan bahwa Bali saat ini merupakan peninggalan Majapahit yang harus dilestarikan, sebagai museum hidup budaya negeri ini.

Sejarah singkat Arya Pengalasan

Arya Pengalasan...Pengulasan sekilas sejarah masa lalu....mengenai Arya pengalasan yang pada zaman dahulu benar-benar terjadi.... dan terbukti oleh banyaknya prasasti yang ditemukan di Bali

Penghargaan bagi sesepuh Babad Bali

Penghargaan bagi sesepuh Babad Bali
Klik gambar menuju halaman selanjutnya

Untung Suropati dan sejarah Bali saat perang

Untung Suropati dan sejarah Bali saat perang
klik gambar

Senin, 02 Desember 2013

di kutip dari http://www.aryapengalasanku.16mb.com/

Pengabdian pada leluhur, pada kawitan, pada Hyang Widhi harus dimulai dari hati. Hanya kebenaran dalam hati yang dapat membuat karakter /watak kita menjadi indah. Dan bila masa lalu menyisakan sejarah yang indah, pastilah sumbernya karena ada keindahan karakter. Jika masa lalu leluhur kita mewariskan keindahan karakter, adakah keturunannya kini menunjukkan  karakter indah yang perlu diwariskan pada keturunannya di masa yang akan datang ?. Inilah tantangan Arya Pengalasan pada masa transisi untuk menjebatani masa lalu dan masa  yang akan datang.Leluhur kita, Arya Pengalasan masa lalu telah menyatukan kita dalam wadah pura kawitan, tempat dimana kita berkumpul untuk menyampaikan bhakti pada leluhur. Masa lalu telah mati, namun demikian jiwa masa lalu masih menyisakan berbagai kenangan yang  dapat membangkitkan semangat pada keturunannya. Masih ada ingatan segar yang dapat  menorehkan catatan – catatan peristiwa penting dari masa lalu, dan walaupun itu bukan catatan sejarah yang diterima secara gamblang berupa catatan dari leluhur kita,  tetapi catatan babad yang tercecer masih menjadi bukti – bukti yang dapat diakui oleh banyak pihak dalam berbagai versi ceritra .  Bukti – bukti itu  masih memberikan garis petunjuk yang berarti bagi keturunan Arya Pengalasan. Nama Arya Pengalasan tidak asing lagi, dan dalam situs internet itupun cukup mudah ditemukan nama tersebut. Lalu untuk apakah semua itu ?. Semeton kita telah berhasil merintis sejarah Arya Pengalasan, dan ini merupakan  usaha yang gigih, dan kita patut bersyukur bahwa sejarah itu mungkin dapat mengungkapkan sedikit masa lalu Arya Pengalasan, dan paling tidak bisa menjadi  pijakan bagi keturunan semeton Arya Pengalasan dikemudian hari. Sejarah demikian diharapkan sebagai acuan untuk berproses, dan belajar dari pengalaman leluhur masa lalu. Sejarah itu akan bergulir terus, dan diharapkan dapat menjadikan inspirasi generasi muda secara berkesinambungan dalam kurun waktu kedepan yang tidak terbatas. Kebenaran harus diacu guna melahirkan generasi – generasi yang suputra. Sejarah Arya Pengalasan haruslah dapat membangkitkan semangat persemetonan untuk bersatu sehingga kesatuan visi dan misi yang hendak dicapai dapat dirasakan manfaatnya baik oleh leluhur maupun generasinya. Karena itu sejarah akan bisa menjadi penuntun bagi generasi Arya Pengalasan , dan bukan hanya dibanggakan namanya saja, tetapi ada tindakan nyata yang diperbuat keturunannya untuk mengharumkan nama Arya Pengalasan itu sendiri. Sejarah keluarga  haruslah mengalir bagaikan aliran air yang bergerak melalui saringan, dan harus diupayakan untuk menjadi penuntun bagi keturunannya. Karena itu sejarah haruslah menonjolkan hal – hal yang bersifat santun, walaupun tidak harus membesar – besarkannya dalam mengungkapkan jasa atau perbuatan bajik yang pernah dilakukan oleh leluhur kita terdahulu. Sebaliknya, semua kejadian yang kurang menyenangkan yang pernah timbul dalam keluarga besar ini harus disadari , dan dijadikan proses pembelajaran bagi kita semua, sehingga kita dapat memperbaiki keadaan. Ini adalah tantangan bagi generasi penerus ( perti sentana ) untuk menyikapi perkembangan zaman yang terus menerus mengalami perubahan.  Ini sangat penting diupayakan kedepan agar ada suatu kebanggaan yang wajar bagi persemetonan kita didalam menjalani proses untuk mengakrabkan persemetonan itu sendiri secara berkesinambungan.


Rabu, 09 Maret 2011

Beda Arya Kepakisan dan Arya Sri Kresna Kepakisan

QUESTION/ PERTANYAAN:
Numpang nanya, apa yang membedakan Arya Kepakisan dan Arya Sri Kresna Kepakisan karena dua-duanya Kepakisan, mungkin serupa tapi tak sama.

ANSWER/ JAWABAN:
1. Arya Kepakisan adalah salah seorang keturunan Airlangga, ketika itu jabatan beliau adalah Panglima Perang/ pengawal Sri Kresna Kepakisan.
2. Sri Kresna Kepakisan adalah Raja I di Bali berkedudukan di Samprangan/ Samplangan yang diangkat oleh Raja Majapahit ketika itu: Tribhuwana Tunggadewi bersama patih agung Gajahmada. Beliau adalah keturunan Mpu Bharaddah.
Nama Kepakisan berasal dari pakis = paku = pacek artinya: pemimpin. Di Jawa Tengah dikenal Paku: Pakubuwono, Pakualam; di Jawa Timur dikenal Pakis: Kepakisan. Di Bali dikenal Pacek: Pasek

Sabtu, 29 Januari 2011

Arya Pengalasan Bali

Web Blog yang akan mengulas sejarah ...dan sebagainya mengenai Arya Pengalasan Bali

         Arya Pengalasan adalah salah satu panglima perang yang menyertai Gajah Mada ketika menyerang/menaklukan Bali pada abad ke-14 (tahun 1343M). 

         Beliau bergelar Arya, sesuai dengan profesinya sebagai panglima perang bersama para panglima lainnya dari Jawa Timur (Majapahit), yaitu Arya Damar (Aditya Warman), Arya Kenceng, Arya Kutawaringin, Arya Gajahpara, Arya Kanuruhan, Arya Petandakan, Arya Pamacekan, Arya Belog, Arya Sentong, Arya Belencong, Arya Wangbang Kediri, Arya Wangbang Kahuripan, Arya Kepakisan, Arya Tan Kawur, Arya Tan Mundur, dan Arya Tan Kobar.

        Arya Pengalasan adalah tangan kanan Gajah Mada ketika menyerang Bali dari arah barat, mulai dari Kediri, Watukaru, terus ke Tamblingan. Setelah daerah-daerah itu dikuasai, maka Arya Pengalasan ditugaskan menjaganya sebagai penguasa, berkedudukan di Penebel. Wilayahnya mencakup seluruh Tabanan, Jembrana, dan Badung.

Kresna

Kresna